Mendidik generasi-generasi kreatif memang tidak bisa semudah mengajarkan kurikulum pendidikan di bangku sekolah, adanya kebutuhan dan tuntutan bisnis, adanya lembaga formal dan non formal yang menjadi kawah belajar sekaligus menguji tanding ketajaman kreatifitas mereka, lingkungan sekitar yang bertumbuh dan mewadahi mereka tentunya akan membuat proses pembelajaran tiap generasi ini akan semakin baik dari sebelumnya.
Seni pertunjukan memang bisa dilakukan didalam atau diluar ruangan, dan generasi kreatif ini bisa diasah melalui ke 4 indera perasa yang kita miliki melalui seni pertunjukan.
Mengambil contoh kampanye iklan reposisi Garuda Indonesia kampanye periklanan yang memanjakan indera mereka : hear, see, touch, smell dan taste cita rasa penerbangan Indonesia meski penumpang belum sampai ke Indonesia, seni pertunjukan adalah sebuah komponen lengkap untuk meningkatkan kepekan generasi-generasi muda kedepan.
Proses yang lengkap ada disini : belajar desain, menggambar wajah melalui make up, mengerti soal corak dan ragam hias, belajar mengenal material, belajar menari mengikuti alunan musik, mencium dan menikmati spirit baju yang mereka kenakan, adalah sebuah proses yang cukuplengkap untuk menjadi sebuah pembelajaran generasi kreatif kota ini kedepan.
Semarang adalah kota yang diera sebelum tahun 80 memiliki model industry seni pertunjukan bagus yang digawangi oleh generasi Ngesti Pandawa. Namun seiring bergesernya jaman seni pertunjukan ini gagal move on mencari bentuk modernitas mengikuti perubahan waktu. Kota ini tetap membutuhkan bentuk seni pertunjukan lain yang bisa menjadi sebuah brand yang menjadi sebuah gerakan pembibitan generasi kreatif tadi.
Karnaval ‘meledak’ oleh ribuan penonton ( 22.664 pengunjung ) merangsek di urban space yang kita sebut kota lama pada 07 mei 2016 kemarin menunjukkan kota ini haus akan kopi darat apresiasi seni yang berujung pada keinginan warga dan peserta melibatkan dirinya pada satu proses tersebut. Apakah ini tanda bahwa kita adalah menjadi bagian dari sebuah proses generasi-generasi kreatif tersebut? Wallahualam…