Pandanaran Art Festival 2016 yang telah diadakan oleh Disparta Semarang dan dibuka pada sabtu 26 November 2016 lalu, berlanjut gaungnya dengan diadakannya pameran yang diadakan di Taman KB Semarang. Pameran ini akan berlangsung hingga kurang lebih selama sebulan hingga 24 Desember 2016.
Tiga tantangan utama mengadakan pameran yang bisa diakses gratis oleh warga kota ini adalah : Pertama adalah konten pameran dari komunitas-komunitas pelaku industri kreatif yang berbasis visual di kota Semarang ini. Mereka yang bergerak di bidang seni visual ini biasa berkarya di material yang memang di rancang untuk dinikmati oleh customer di dalam ruangan, namun ketika pameran ini di pindah di out door, timbul permasalahan bagaimana mengubah pameran ini menjadi sesuatu yang unconventional media sehingga aman.
Kedua adalah cuaca yang pada saat ini sedang berlangsung, terik matahari dan hujan menjadi dua hal yang harus dipikirkan masak-masak sehingga karya komunitas ini tahan cukup lama terhadap faktor cuaca tersebut. Sebagai contoh misal, artis Chalk Art Indonesia, komunitas yang bergerak dibidang seni lukis kapur – chalk art hanya mampu untuk bertahan dalam hitungan jam sebelum karya mereka rusak oleh air hujan. Harus ditransformasikan ke bentuk cat lain yang lebih tahan terhadap cuaca ini kedepan.
Ketiga adalah faktor vandalisme dan tangan jahil yang akan merusak karya. Kita belum tahu, bagaimana penghuni kota ini mengapresiasi dan menyikapi instalasi seni yang dipajang seniman atas karya mereka di luar ruang terbuka kota. Sebagai contoh kejadian nyata Selasar Pandanaran hanya berselang 8 jam setelah pembukaan pada malam hari, salah satu display floor printing yang menjadi bagian dari instalasi bambu keesokan pagi minggu 27 November 2016 telah raib di ambil warga kota ini. Memang sangat disayangkan, namun kondisi seperti inilah menjadi cerminan buat kita bersama atas kesiapan kota ini terhadap apresiasi seni luar ruang.
Sebanyak 140 Karya Foto kreatif lomba Instagram #semarangdimatakita2, 44 karya foto Komunitas Fotografer Semarang, 12 karya lukis sketch dari Semarang Sketchwalk, 3 karya lukis Chalk Art Indonesia, 15 karya desain WPAP Semarang, 12 desain batik ragam semarang karya desainer AIDIA, 55 kain batik karya Eko Batik yang diwarnai adik-adik SD, serta instalasi bambu kolaborasi Komunitas Arsitektur Semarang bersatu berkolaborasi berpameran hingga 24 Desember 2016 ini.
Mari mengapresiasi…